Bangunan Jalan Program TMMD 115 Kodim Jepara di Ujungwatu Terselip Cerita Mistis

JEPARA - Jalan setapak yang dibangun Satgas TMMD Reguler Ke-115 tahun 2022 Kodim 0719/Jepara di Dukuh Grobogan, Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara melewati, "Sumur Tua". Selasa, (25/10/2022).

Baca juga: Gencar Bangun Batam  Hingga Pemukiman,  Warga Lubuk Baja : Terimakasih Banyak Walikota

Konon sumur ini dulunya dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan mandi suci kusus dan konsumsi. Seiring perjalanan waktu, kini sumur tua tersebut perlahan mulai ditinggal warga karena fasilitas air bersih dari sumber lain sudah mulai tersedia. 

Ialah sumur sendang bunton berada di bahu jalan yang saat dibangun oleh Satgas TMMD Kodim 0719/Jepara. Menurut pengakuan warga sekitar sumur sendang bunton adalah petilasan Mbah Rofi'ah sang legenda cikal bakal dari Desa Ujungwatu. 

Baca juga: Renbang Tahun 2023, Tanjungpiayu Usul 42 Kegiatan

Di lokasi sumur ini, oleh warga Ujungwatu setiap tahun tepat di bulan 1 Muharram rutin menggelar acara haul untuk Mbah Rofi'ah dan para tokoh-tokoh agama pendahulu. 

"Profil Mbah Rofi'ah memang kami tidak tahu pasti. Namun cerita dari orang tua-tua terdahulu bahwa sumur ini merupakan petilasan beliau. Makanya di sumur ini setiap tahun diadakan acara haul, " cerita sejumlah warga Dukuh Grobogan sekitar lokasi jalan TMMD Kodim Jepara. 

Baca juga: Atasi Jalan Rusak, Jaya S Monong: PBS Segera Buat Jalan Khusus

Di lokasi sumur ini setiap bulan 1 Muharram, warga datang masing-masing membawa makanan dan minuman untuk disantap bersama sembari berdoa dan haul untuk beliau dan tokoh-tokoh legendaris Ujungwatu ini.

Baca juga: Agung Murdifi: PLN Siapkan 48.179 Personel saat Nataru

Desa Ujungwatu ini, konon menyimpan banyak cerita sejarah perjuangan dan mistis. Salah satu fakta sejarah bahwa Ujungwatu ini salah satu daerah perjuangan, yakni terdapat Benteng Portugis. Dari itulah di Desa ini terdapat Wisata Pantai Benteng Portugis.

Nah, kembali ke sumur sendang bunton tadi, dulunya setiap warga yang melintas harus memberi salam karena ingin lewat di lokasi itu. Jika tidak menyampaikan salam, konon akan diperlihatkan hal di luar logika. 

Baca juga: Seminar Policy Brief, Menteri PUPR: Perkuat Kebijakan Pengembangan Infrastruktur

"Dulu, kalau kita mau lewat di sumur itu harus memberi salam. Pernah ada mobil lewat dan sepeda motor mendadak mesinnya mati karena saat itu supirnya tidak yakin hal tersebut, " cerita warga lagi. 

Namun terlepas dari semua itu, yang jelas warga kini sudah memiliki jalan pertanian betonisasi sehingga saat ke kebun, mereka tidak lagi berjalan kaki. Mereka juga sudah bisa membawa hasil kebunnya dengan mudah dan naik kendaraan.

Redaktur           : JIS Agung 

Kontributor       : JIS Agung